Saturday, September 19, 2009

Lovely City...SIDOARJO


Kabupaten
Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah.
Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional.
Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan, sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten Mojokerto.

Topografi
:
·         Dataran Delta dengan ketinggian antar 0 s/d 25 m, ketinggian 0-3m dengan luas 19.006 Ha, meliputi 29,99%, merupakan daerah pertambakkan yang berada di wilayah bagian timur
·         Wilayah Bagian Tengah yang berair tawar dengan ketinggian 3-10 meter dari permukaan laut merupakan daerah pemukiman, perdagangan dan pemerintahan. Meliputi 40,81 %.
·         Wilayah Bagian Barat dengan ketinggian 10-25 meter dari permukaan laut merupakan daerah pertanian. Meliputi 29,20%
Hidrogeologi
:
Daerah air tanah, payau, dan air asin mencapai luas 16.312.69 Ha. Kedalaman air tanah rata-rata 0-5 m dari permukaan tanah.
Hidrologi
:
Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di kabupaten Malang.
Klimatologi
:
Beriklim topis dengan dua musim, musim kemarau pada bulan Juni sampai Bulan Oktober dan musim hujan pada bulan Nopember sampai bulan Mei.
Curah Hujan
:
Jumlah Curah Hujan (CH=mm) dan Hari Hujan (HH) Di Kabupaten Sidoarjo per tahun adalah sebagai berikut:


No.
Tahun
Jumlah STn Hujan
Curah Hujan
Hari Hujan
Hujan Rata-Rata
1.
1995
31
29.466
1.452
20.29
2.
1996
31
22.862
1.105
20.69
3.
1997
31
19.937
964
20.68
4.
1998
31
76.521
3.497
21.88
5.
1999
31
2.440
113
21.53
6.
2000
31
2.483
107
23.20
7.
2001
31
2.786
119
23.38
8.
2002
31
2.054
94
21.87
9.
2003
31
2.735
106
25.92
10.
2004
31
2.257
99
22.89
11.
2005
31
2.635
128
20.54

Struktur Tanah
Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha
Assosiasi Alluvial kelabu dan Alluvial Coklat seluas 4.970,23 Ha
Alluvial Hidromart seluas 29.346,95 Ha
Gromosal kelabu Tua Seluas 870,70 Ha
(www.sidoarjokab.go.id,18 Oktober 2007)

Menurut situs yang dikeluarkan oleh Pemda Sidoarjo (http://www. sidoarjokab.go.id/?content=04-produk_unggulan/01produk_perindustrian.htm),yang menjadi produk unggulan perindustrian yang bahan bakunya adalah hasil pertanian adalah tas, koper, sandal, sepatu, dompet(sub sektor peternakan) serta petis, terasi, dan kerupuk ikan (sub sektor perikanan).
Produk-produk unggulan tersebut merupakan produk-produk industri yang pendistribusiannya sudah mencapai luar negeri. Sehingga sangat berimbas pada pemasukan keuangan ke Kabupaten Sidoarjo sendiri.
Kecamatan Tanggulangin merupakan salah satu sentra industri tas dan koper. Produk yang dihasilkan perajin Tanggulangin ini terkenal halus hasilnya dan digemari konsumen lokal maupun mancanegara. Produk yang sudah dirintis sejak tahun 1913 ini selain dipasarkan ke pasar lokal, juga diekspor ke Amerika, Kanada, Hongkong, dan Korea.( http://www.kompas.com/kompas-cetak/0203/19/nasional/ kabu08.htm,18 Oktober 2007).
Kerupuk adalah salah satu jenis makanan khas Indonesia yang sangat digemari. Hampir setiap daerah memiliki ciri khas kerupuk masing-masing, yang terkadang juga identik dengan nama daerah tempat asalnya itu. Ada Kerupuk Palembang dari Sumatera Selatan, ada Kerupuk Padang Pasir ala Kediri, Jawa Timur (Jatim), dan jika berbicara soal kerupuk udang, Kabupaten Sidoarjo tentunya merupakan tempatnya. Produksi kerupuk udang di Sidoarjo sebagai salah satu produk makanan nyamikan teman makan nasi sekarang ini mampu merambah seluruh pasaran di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta. Selain itu, kawasan lain di luar Pulau Jawa seperti Bali, Medan, Pontianak, dan Kalimantan juga menjadi daerah pasaran tetap produk makanan ini. Bahkan, menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sidoarjo, selain dikenal sebagai sentra produksi kerupuk udang, beberapa kawasan di Sidoarjo juga menjadi tempat pelatihan membuat kerupuk udang. Salah satu lokasi yang sering dikunjungi berada di Desa Kedungrejo, Kecamatan Jabon, sekitar 21 kilometer arah selatan pusat kota. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0203/19/nasional/komo08.htm,18 Oktober 2007).
Terasi merupakan produk ikan setengah basah yang dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil yang dicampur dengan garam, kemudian diragikan. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada masakan sayuran, sambal, rujak, dan sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi, terasi dapat disimpan berbulan-bulan. (http://www.warintek.ristek.go.id/ pangan/ikan,%20daging,%20telor%20dan%20udang/terasi.pdf, 18 Oktober 2007). Sedangkan petis adalah komponen dalam masakan Indonesia yang dibuat dari produk sampingan pengolahan makanan berkuah (biasanya dari pindang, kupang atau udang) yang dipanasi hingga cairan kuah menjadi kental seperti saus yang lebih padat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah karamel gula batok. Ini menyebabkan warnanya menjadi coklat pekat dan rasanya manis. (http://id.wikipedia.org/wiki/Petis, 18 Oktober 2007). Sidoarjo merupakan salah satu pusat produksi terasi dan petis, di antaranya : Desa Tambak Cemandi, Kecamatan Sedati; Desa Balong Bendo, Kecamatan Candi; Desa Sekardangan, Kecamatan Sidoarjo. Pemasaran prdouk terasi dan petis Sidoarjo ini sudah mencapai Jawa, Kalimantan, bahkan Timur Tengah.
Seperti yang dilansir oleh situs sidoarjo.sytes.net/bappekab/03-doc-rencana/DOK%20RPJMD/BAB%20II.doc, kenaikan nilai investasi di Kabupaten Sidoarjo dapat dikatakan sangat berhasil, dibandingkan dengan tahun 2004, prosentase tingkat capaiannya terdapat kenaikan 23,24% dimana nilai investasi dalam tahun 2004 sebesar Rp.1.533.101.000.000,00 dari 1.283 unit usaha sedang dalam tahun 2004 meningkat, realisasi sebesar Rp. 1.889.374.000.000,00 dari 1.370 unit usaha.
Selain itu, adanya industri yang berkembang dari produk-produk unggulan di Sidoarjo membawa efek yang lain. Tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada di Kabupaten Sidoarjo mengalami kenaikan  sebanyak 58 industri jika dibandingkan dengan tahun 2004,  jumlah industri kecil non formal (jumlah kerajinan) mengalami kenaikan sebesar 430 buah industri dan Industri Besar mengalami kenaikkan  sebanyak 50 buah. Efek langsung dari perkembangan jumlah industri adalah meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja oleh sektor industri. Pada awal tahun 2001 jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor industri sebanyak 142.704 orang, dan pada akhir tahun 2005 mencapai 159.141 orang, atau meningkat 19,58 % dari kondisi awal tahun 2001. (sidoarjo.sytes.net/bappekab/03-doc-rencana/DOK%20RPJMD/BAB%20II.doc,18Oktober2007).


Namun, ada pula kendala-kendala yang dihadapi oleh produsen produk-produk unggulan tersebut. Misalnya saja masalah lemahnya akses pasar yang berimbas pada terhambatnya distribusi, diatasi dengan kegiatan yang dibuat oleh pemerintah daerah Sidoarjo. Kegiatan yang menunjang adalah kegiatan Pembangunan Pasar Porong Baru Paket 1 dan Paket 2 (yang sampai dengan 31 Desember 2005 belum dapat digunakan), rehabilitasi pasar dan prasarananya. Kegiatan tersebut mampu meningkatkan kelancaran distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh pengusaha Industri Kecil dan Menengah, karena tanpa terdistrisbusikannya produk dari pengusaha tersebut, maka ini berarti tidak kembalinya modal mereka dan dapat mengakibatkan matinya usaha mereka. Kegiatan pembangunan dan rehabilitasi pasar pada tahun 2005 mampu meningkatkan jumlah pedagang yang ada di pasar daerah sebanyak 115 orang. Dengan adanya penambahan pedagang pasar tersebut berarti jumlah barang yang beredarpun semakin bertambah dan ini berarti kelancaran distribusi  barang semakin lancar. (sidoarjo.sytes.net/bappekab/03-doc-rencana/DOK%20RPJMD/BAB%20II.doc, 18 Oktober 2007).
Selain itu, yang sudah diketahui secara umum bahwa saat ini Sidoarjo sedang dilanda musibah lumpur panas terjadi sejak kurang lebih 1,5 tahun yang lalu. Ini juga mempengaruhi produksi industri di Sidoarjo, karena daerah yang terkena musdibah merupakan daerah industri. Selain itu, adanya lumpur panas ini mengakibatkan terhambatnya akses industri, seperti yang terjadi pada industri tas di Tanggulangin.
Para perajin tas dan koper di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, melakukan langkah-langkah penyelamatan terhadap masa depan usaha yang terus terpuruk akibat dampak lumpur Sidoarjo. Menurut Ismail Syarif, Ketua Asosiasi Pengusaha Tanggulangin (APTA), pihaknya berharap para perajin diselamatkan dari kebangkrutan. Sebab saat ini, kondisi usaha menurun tajam akibat dampak dari lumpur. Padahal, di wilayah kerja para perajin tas dan koper, sebenarnya masih sangat aman dan jauh dari pusat semburan lumpur. (http://www.sinarharapan.co.id/ berita/0707/13/nus02.html, 18 Oktober 2007).
Dan solusi yang ditawarkan oleh produsen adalah agar dibuka pintu tol baru di Tanggulangin pada akses jalan tol koridor Sidoarjo-Porong. Selain membuka pintu tol di Tanggulangin, para perajin bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim berupaya menggairahkan sentra tas dan koper di Tanggulangin, di antaranya dengan promosi di sejumlah kota, Surabaya, Malang dan Jakarta.
Ia mengakui, karena informasi yang berlebihan terhadap banjir lumpur, membuat omzet usaha para perajin turun hingga 70 persen.
Bahkan, kecenderungan menurun itu terus terjadi dari bulan ke bulan selama setahun terakhir ini. (http://www.sinarharapan.co.id/ berita/0707/13/nus02.html, 18 Oktober 2007).
Solusi lain adalah kegiatan SKPD di antaranya Bimbingan Tekonologi dan Bantuan Stimulan pada industri kecil yang ternyata mampu meningkatkan pengetahuan pelaku usaha industri kecil tentang teknologi tepat guna yang selama ini belum dipahami, di antaranya teknologi tepat guna tentang  pengolahan industri krupuk, sepatu dan Logam. Peningkatan pengetahuan ini ditandai dengan telah mampunya pengusaha kecil untuk menggunakan peralatan dan bahan yang diberikan sebagai stimulan. Diharapkan di tahun mendatang dapat meningkatkan produktivitasnya dan pada akhirnya mampu menjadi pengusaha yang mandiri dan mampu meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan pelaku usaha. (sidoarjo.sytes.net/bappekab/03-doc-rencana/DOK%20RPJMD/BAB%20II.doc, 18 Oktober 2007).
Jadi dari penjelasan tersebut, solusi-solusi yang sudah dijalankan oleh pemerintah daerah Sidoarjo diharapkan membuahkan hasil yang memuaskan, sehingga mampu mengatasi permasalahan umum yang selama ini ada yaitu:
-  Rendahnya daya saing produk secara global
-  Lemahnya akses pasar
-  Kurangnya pengetahuan tentang Teknologi Tepat Guna bagi kelancaran produksi.





1 komentar:

Cara membuat fermentasi pakan kambing said...

Thx Infonya, sangat bermanfaat

Post a Comment

 
Free Website templatesFree Flash TemplatesFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates