Resensi "Jilbab Traveler"

Mimpiku dari Buku Ini!

“Nah, di pintu kulkas mereka bertaburan magnit souvenir dari berbagai negara. Saya suka sekali melihat souvenir kecil dengan gambar-gambar khas, yang menempel di pintu kulkas mereka. Saking sukanya saya sering berlama-lama memandangi. Cuma memandang saja tanpa berani menyentuh”

Secuil ungkapan dari Teh Asma Nadia tentang darimana mimpi berkeliling ke luar negeri itu berasal. Banyak orang yang bermimpi ingin ke luar negeri, dengan asal mimpi yang beragam. Mungkin kebanyakan orang, akan menjadikan buku ini sebagai asal mimpi tersebut. Jilbab Traveler.

Cermat Berzakat untuk Masyarakat

Angin berhembus semilir melewati turunan dan tanjakan di wilayah kaki gunung Semeru. Sebuah gunung yang berada di Lumajang, Jawa Timur. Gunung ini adalah gunung tertinggi di pulau Jawa, yang masih menampakkan keaktifannya. Angin ini tak biasa, karena pada hari itu, dia membawa satu rombongan dalam bak besar pada sebuah truk yang sedang berjalan santai, untuk menjelajahi geronjalan jalanan tak beraspal, dengan membawa misi tertentu. Misi yang tak biasa. Misi dengan harapan mendapatkan nilai dariNya.

Dengan truk kuning ukuran sedang, menuju suatu dusun yang terpencil. Saking terpencilnya, sampai terkucil dari akses informasi untuk belajar tentang agama, sehingga yang diketahui warga hanya sekedarnya. Oleh karena itu, daerah ini menjadi daerah yang rawan pemurtadan. Beberapa orang tertarik pada lahan surga ini, mencari cara bagaimana membawa mereka mengetahui keindahan islam yang sesungguhnya. Mendedikasikan diri menjadi ustadz yang mengenalkan warga pada Al-Islam yang sebenarnya.

Hadirnya Burung Biru, Warnai Harimu

Aneh, Firdous tiba-tiba ketawa sendiri sambil berteriak “Gila nih, gila!” – haloo, siapa yang gila? – dan kemudian mendadak wajahnya jadi bertekuk-tekuk tanda serius, setelah itu berubah lagi jadi galau tidak jelas. Semua itu terjadi saat dia sedang asyik berkutat dengan handphone putih kesayangan. Tidak henti ia memencet-mencet tombolnya, sambil sesekali menyeruput teh yang tadi dibeli. Itu semua dia lakukan, tanpa menoleh sedikitpun. What’s wrong with her? Serius banget, sih?

Semangat!

Ibu, sekarang aku merasa sedang belajar berjalan lagi. Tertatih, sesekali terjatuh. Namun, sebanyak apapun aku jatuh, tidak masalah, bukan? Asal aku segera bangkit. Terima kasih sudah menyemangati di kala aku mulai mengaduh dan berniat untuk menyerah...Aku akan lancar berjalan lagi, hingga kemudian berlari..

Jualan Sukam

Sukam yang Fenomenal

Sudah beberapa bulan ini, sy resmi jadi penjual sukam (susu kambing). Dari SD, emang lumayan sering jualan2, mulai dari nyewain buku (ampe ada saingan bisnisnya juga n waktu itu sempet ga terima karena punya dia yg lebih rame hahaha), jualan kue ke temen2 perumahan, terus pas SMP jual jasa bikin mind-mapping, SMA jualan CD (dengan pelanggan setia bernama Bang Bentar (dmn ya dia sekarang???)), n pas kuliah malah macem2, soalnya buat danus dari macem2 kegiatan. Jualan jajan2an ato molen arab alias molen raksasa secara ilegal di asrama, jual jajan2an di kos (yg biasanya berakhir dengan tak indah krn kudu nombok gr2 pada lupa bayar). Sempet juga bikin usaha pin (ini juga seru, krn melibatkan pertikaian dan banjir air mata, yg kalo diingat2 lg malah jadi lucu). Dan sekarang, sdg jual jasa desain n susu kambing.

Nah, kenapa susu kambing jd sedikit berkesan ke sy? Soalnya, pada awalnya sy sendiri ga suka banget ama yg namanya susu kambing.. Tiap orang tua sy menyeruput dengan enaknya sedikit demi sedikit sukam yg biasanya dihidangkan di atas meja, gelas sy sll tak disentuh. Pdhl resepnya cukup mantap. Kadang dicampur kopi, jahe, atau bandrek.

#Ehem

"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda," kata Fathimah binti Rasulullah  kepada 'Ali.
"Kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? Dan, siapakah pemuda itu," tanya 'Ali terkejut dan diliputi rasa penasaran.
"Ya, karena pemuda itu adalah engkau," jawab Fathimah sambil mengulum senyum.


#cieee..